Pages - Menu
Senin, 01 Juli 2019
Jumat, 03 Mei 2019
MANUSIA DAN HARAPAN
Manusia dan Harapan
A. Pengertian Harapan
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan dapat diartikan sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Yang dapat disimpulkan harapan itu menyangkut permasalahan masa depan.
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan – pesan kepada ahli warisnya.
Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing – masing. Misalnya, Budi hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seorang yang mempunyai harapan yang berlebihan terkadang akan berakibat menjadi tertawaan orang banyak seperti pribahasa “Si pungguk merindukan bulan”, walaupun tidak ada yang tidak mungkin didunia ini bila Tuhan berkehandak.
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan dapat terwujud, maka diperlukan usaha dengan sungguh – sungguh, berdoa dan pada akhirnya bertawakal agar harapan itu dapat terwujud.
B. Apa Sebab Manusia Mempunyai Harapan ?
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu interaksi hidup, yakni ditengah suatu keluarga atau sebagai anggota masyarakat. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari interaksi hidup. Ditengah – tengah yang lainnya, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik / jasmani maupun mental / spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup berinteraksi dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
Dorongan kodrat, ialah sifat, keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kebutuhan hidup, sudah kodratnya bahwa manusia mempunyai bermacam – macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manuis itu ialah :
a) Kelangsungan hidup (survival)
b) Keamanan (safety)
c) Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
d) Diakui linkungan (status)
e) Perwujudan cita – cita (self actualization)
C. PENGERTIAN DOA
Menurut bahasa do'a berasal dari kata "da'a" artinya memanggil. Sedangkan menurut istilah syara' do'a berarti "Memohon sesuatu yang bermanfaat dan memohon terbebas atau tercegah dari sesuatu yang memudharatkan.1
Adapun lafadz do'a yang ada dalam al Qur'an bisa bermakna sebagai berikut:
1. Ibadah, seperti firman Allah: Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak memberi madharat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat demikian make, kamu termasuk orang-orang yang zhalim. (Yunus: 106).
2. Perkataan atau Keluhan. Seperti pada firman Allah: Maka tetaplah demikian keluhan mereka, sehingga kami jadikan mereka sebagai tanaman yang telah dituai, yang tidak dapat hidup lagi. (al Anbiya: 15).
3. Panggilan atau seruan. Allah berfirman: Maka kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka itu berpaling ke belakang. (ar- Rum: 52)
4. Meminta pertolongan. Allah berfirman: Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang at Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad) buatlah satu surat yang semisal at Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (al Baqarah: 23).
5. Permohonan. Seperti firman Allah: Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjagapenjaga jahannam: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia meringankan azab dari kami barang sehari." (al Mukmin: 49).
Macam-Macam Do’a
Syeikh Abdurrahman bin Sa'diy berkata: "Setiap perintah di dalam al Qur'an dan larangan berdo'a kepada selain Allah, meliputi do'a masalah (permintaan) dan do'a ibadah." 2
Adapun perbedaan antara kedua macam do'a tersebut adalah:
Do'a masalah (permintaan) adalah: Meminta untuk diberikan manfaat dan dicegah dari kemudharatan, atau sesuatu yang sifatnya permintaan. Dan ini dibagi menjadi tiga:
a) Permintaan yang ditujukan kepada Allah semata dan ini (termasuk tauhid dan berpahala. -red. vbaitullah)
b) Permintaan yang ditujukan kepada selain Allah, padahal dia tidak mampu memenuhi dan memberikan permintaannya. Seperti meminta kepada kuburan, pohon-pohon besar atau tempat-tempat keramat. Dan ini termasuk syirik dan dosa besar.
c) Permintaan yang ditujukan kepada selain Allah pada hal-hal yang bisa dipenuhi dan bisa dilakukan, seperti meminta prang lain, yang masih hidup untuk memindahkan atau membawakan barangnya dan ini hukumnya boleh.
Do'a Ibadah maksudnya Semua bentuk ibadah atau ketaatan yang diberikan kepada Allah balk lahiriah maupun batiniah, karena pada hakikatnya semua bentuk ibadah misalnya shalat, puasa, Haji dan sebagainya, tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan ridha Allah dan dijauhkan dari azab-Nya.
D. Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal – hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Ada beberapa kalimat yang dapat kita perhatikan :
Ia tidak percaya pada diri sendiri.
Saya tidak percaya ia berbuat seperti itu, berita itu kurang dapat dipercaya.
Bagaimana juga kita harus percaya kepada pemerintah.
Kita harus percaya akan nasehat – nasehat yang berasal dari Al-qur’an.
Dengan contoh berbagai kalimat diatas maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran.
E. Berbagai Kepercayaan Dan Usaha Meningkatkannya
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
• Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa Percaya pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
• Kepercayaan kepada orang lain
Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya ternadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karna ucapannya. Misalnya, orang yang berjanji sesuatu hams dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada orang lain.
• Kepercayaan kepada pemerintah
Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir, Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, Karena semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula (kerajaan)
Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan pun milik rakyat. Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya realitas adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Orang. mempunyai arti hanya dalam masyarakat, negara. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian itu disebut negara totaliter. satu-satunya yang mempunyai hak ialah negara; manusia perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya mempunyai kewajiban (negara diktator)
Jelaslah bagi kita, baik teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karena itu wajarlah kalau manusia sebagai warga negara percaya kepada negara/pemerintah.
• Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting, karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat itu tidak mempunyai kepercayaan kepada Tuhannya, sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya. Oleh karcna itu jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan dari padanya, manusia harus percaya kepada Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan adanya zat yang maha tinggi yang menciptakan alam semesta seisinya merupakan
konsekuensinya tiap-tiap umat beragama dalam melakukan pemujaan kepada zat tersebut.
Usaha-usaha Meningkatkan Percaya pada Tuhan
Usaha itu antara lain:
• Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah.
• Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat.
• Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan, dan sebagainya.
• mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan.
• menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya.
SUMBER : http://amrozi-gitz.blogspot.com/2012/06/manusia-dan-harapan.html
http://rulrul.wordpress.com/2011/03/16/rangkuman-ibd-manusia-dan-harapan/
http://sahat1ka43.blogspot.com/2012/07/manusia-dan-harapan.html
A. Pengertian Harapan
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan dapat diartikan sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Yang dapat disimpulkan harapan itu menyangkut permasalahan masa depan.
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan – pesan kepada ahli warisnya.
Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing – masing. Misalnya, Budi hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seorang yang mempunyai harapan yang berlebihan terkadang akan berakibat menjadi tertawaan orang banyak seperti pribahasa “Si pungguk merindukan bulan”, walaupun tidak ada yang tidak mungkin didunia ini bila Tuhan berkehandak.
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan dapat terwujud, maka diperlukan usaha dengan sungguh – sungguh, berdoa dan pada akhirnya bertawakal agar harapan itu dapat terwujud.
B. Apa Sebab Manusia Mempunyai Harapan ?
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu interaksi hidup, yakni ditengah suatu keluarga atau sebagai anggota masyarakat. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari interaksi hidup. Ditengah – tengah yang lainnya, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik / jasmani maupun mental / spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup berinteraksi dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
Dorongan kodrat, ialah sifat, keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kebutuhan hidup, sudah kodratnya bahwa manusia mempunyai bermacam – macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manuis itu ialah :
a) Kelangsungan hidup (survival)
b) Keamanan (safety)
c) Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
d) Diakui linkungan (status)
e) Perwujudan cita – cita (self actualization)
C. PENGERTIAN DOA
Menurut bahasa do'a berasal dari kata "da'a" artinya memanggil. Sedangkan menurut istilah syara' do'a berarti "Memohon sesuatu yang bermanfaat dan memohon terbebas atau tercegah dari sesuatu yang memudharatkan.1
Adapun lafadz do'a yang ada dalam al Qur'an bisa bermakna sebagai berikut:
1. Ibadah, seperti firman Allah: Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak memberi madharat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat demikian make, kamu termasuk orang-orang yang zhalim. (Yunus: 106).
2. Perkataan atau Keluhan. Seperti pada firman Allah: Maka tetaplah demikian keluhan mereka, sehingga kami jadikan mereka sebagai tanaman yang telah dituai, yang tidak dapat hidup lagi. (al Anbiya: 15).
3. Panggilan atau seruan. Allah berfirman: Maka kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka itu berpaling ke belakang. (ar- Rum: 52)
4. Meminta pertolongan. Allah berfirman: Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang at Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad) buatlah satu surat yang semisal at Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (al Baqarah: 23).
5. Permohonan. Seperti firman Allah: Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjagapenjaga jahannam: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia meringankan azab dari kami barang sehari." (al Mukmin: 49).
Macam-Macam Do’a
Syeikh Abdurrahman bin Sa'diy berkata: "Setiap perintah di dalam al Qur'an dan larangan berdo'a kepada selain Allah, meliputi do'a masalah (permintaan) dan do'a ibadah." 2
Adapun perbedaan antara kedua macam do'a tersebut adalah:
Do'a masalah (permintaan) adalah: Meminta untuk diberikan manfaat dan dicegah dari kemudharatan, atau sesuatu yang sifatnya permintaan. Dan ini dibagi menjadi tiga:
a) Permintaan yang ditujukan kepada Allah semata dan ini (termasuk tauhid dan berpahala. -red. vbaitullah)
b) Permintaan yang ditujukan kepada selain Allah, padahal dia tidak mampu memenuhi dan memberikan permintaannya. Seperti meminta kepada kuburan, pohon-pohon besar atau tempat-tempat keramat. Dan ini termasuk syirik dan dosa besar.
c) Permintaan yang ditujukan kepada selain Allah pada hal-hal yang bisa dipenuhi dan bisa dilakukan, seperti meminta prang lain, yang masih hidup untuk memindahkan atau membawakan barangnya dan ini hukumnya boleh.
Do'a Ibadah maksudnya Semua bentuk ibadah atau ketaatan yang diberikan kepada Allah balk lahiriah maupun batiniah, karena pada hakikatnya semua bentuk ibadah misalnya shalat, puasa, Haji dan sebagainya, tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan ridha Allah dan dijauhkan dari azab-Nya.
D. Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal – hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Ada beberapa kalimat yang dapat kita perhatikan :
Ia tidak percaya pada diri sendiri.
Saya tidak percaya ia berbuat seperti itu, berita itu kurang dapat dipercaya.
Bagaimana juga kita harus percaya kepada pemerintah.
Kita harus percaya akan nasehat – nasehat yang berasal dari Al-qur’an.
Dengan contoh berbagai kalimat diatas maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran.
E. Berbagai Kepercayaan Dan Usaha Meningkatkannya
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
• Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa Percaya pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
• Kepercayaan kepada orang lain
Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya ternadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karna ucapannya. Misalnya, orang yang berjanji sesuatu hams dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada orang lain.
• Kepercayaan kepada pemerintah
Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir, Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, Karena semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula (kerajaan)
Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan pun milik rakyat. Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya realitas adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Orang. mempunyai arti hanya dalam masyarakat, negara. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian itu disebut negara totaliter. satu-satunya yang mempunyai hak ialah negara; manusia perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya mempunyai kewajiban (negara diktator)
Jelaslah bagi kita, baik teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karena itu wajarlah kalau manusia sebagai warga negara percaya kepada negara/pemerintah.
• Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting, karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat itu tidak mempunyai kepercayaan kepada Tuhannya, sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya. Oleh karcna itu jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan dari padanya, manusia harus percaya kepada Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan adanya zat yang maha tinggi yang menciptakan alam semesta seisinya merupakan
konsekuensinya tiap-tiap umat beragama dalam melakukan pemujaan kepada zat tersebut.
Usaha-usaha Meningkatkan Percaya pada Tuhan
Usaha itu antara lain:
• Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah.
• Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat.
• Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan, dan sebagainya.
• mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan.
• menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya.
SUMBER : http://amrozi-gitz.blogspot.com/2012/06/manusia-dan-harapan.html
http://rulrul.wordpress.com/2011/03/16/rangkuman-ibd-manusia-dan-harapan/
http://sahat1ka43.blogspot.com/2012/07/manusia-dan-harapan.html
MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
Manusia dan Tanggung Jawab
Dalam konteks sosial manusia merupakan makhluk sosial. Ia tidak dapat hidup sendirian dengan perangkat nilai-nilai selera sendiri. Nilai-nilai yang diperankan seseorang dalam jalinan sosial harus dipertanggungjawabkan sehingga tidak mengganggu konsensus nilai yang telah disetujui bersama.
Tanggung jawab erat kaitannya dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang, kewajiban merupakan tandingan terhadap hak, dan dapat juga tidak mengacu kepada hak, maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap kewajibannya.
Kewajiban dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Kewajiban terbatas
b) Kewajiban tidak terbatas
Pengertian Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekwensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tangung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Manusia yang bertanggung jawab adalah manusia yang berani menghadapi masalahnya sendiri.
Macam-Macam Tanggung Jawab
Ada beberapa jenis tanggung jawab, yaitu :
1. Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri, menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah mengenai dirinya sendiri. Menurut sifat dasarnya, manusia adalah makhluk bermoral, tetapi manusia juga seorang pribadi, karena itu manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, dan angan-angan sendiri.
2. Tanggung Jawab Terhadap Keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Tiap anggota keluarga wajib bertanggungjawab pada keluarganya. Tanggung jawab ini tidak hanya menyangkut nama baik keluarga, tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.
3. Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat
Pada hakekatnya, manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain, maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian, manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab, agar dapat melangsungkan hidupnya di dalam masyarakat tersebut.
4. Tanggung Jawab Kepada Bangsa / Negara
Setiap manusia atau individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir dan bertindak, manusia terikat oleh norma-norma dan aturan. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Jika perbuatannya salah, dan melanggar aturan dan norma tersebut, maka manusia itu harus bertanggung jawab kepada bangsa atau negaranya.
5. Tanggung Jawab terhadap Tuhan
Penciptaan manusia dilandasi oleh sebuah tujuan luhur. Maka, tentu saja keberadaannya disertai dengan berbagai tanggungjawab. Konsekuensi kepasrahan manusia kepada Allah Swt, dibuktikan dengan menerima seluruh tanggungjawab (akuntabilitas) yang datang dari-Nya serta melangkah sesuai dengan aturan-Nya. Berbagai tanggungjawab ini, membentuk suatu relasi tanggungjawab yang terjadi antara Tuhan, manusia dan alam. Hal tersebut meliputi antara lain: tanggungjawab manusia terhadap Tuhan, tanggungjawab manusia terhadap
sesama, tanggungjawab manusia terhadap alam semesta serta tanggungjawab manusia tehadap dirinya sendiri. Tanggungjawab manusia terhadap Tuhan meliputi dua aspek pokok. Pertama, mengenal Tuhan. Kedua, menyembah dan beribadah kepada-Nya.
Pengabdian dan Pengorbanan
Wujud tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pegorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri. Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta kasih sayang, norma, atau satu ikatan dari semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggungjaab. Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencapai kebutuhan, hal itu berarti mengabdi keapada keluarga. Manusia tidak ada dengan sendirinya, tetapi merupakan mahluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada uhan, dan merupakan perwujudan tanggungjawab kepad Tuhan.
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarati pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung keikhalasan yangtidak menganadung pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata. Perbedaan antara pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Antara sesame kawan sulit dikatakan pengabdian karena kata pengabdian mengandung arti lebih rendah tingkatannya, tetapi untuk kata pengorbanan dapat juga diterapkan kepaa sesame teman..
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran dan perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan sja diperlukan. Pengabdian lebih banyak menunjuk pada perbuatan sedangkan pengorbanan lebih banyak menunjuk pada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.
Jumat, 19 April 2019
MANUSIA DAN KEADILAN
MANUSIA DAN KEADILAN
Pengertian Keadilan, Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing – masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelangggaran terjadap proporsi tersebut disebut tidak adil.
Keadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaannya dikendalikan oleh akal. Socrates memproyeksikan keadilan pada pemerintahan. Menurut Socrates, keadilan akan tercipta bilamana warga Negara sudah merasakan bahwa pemerintah sudah melakukan tugasnya dengan baik. Mengapa diproyeksikan kepada pemerintah ? sebab pemerintah adalah pimpinan pokok yang menentukan dinamika masyarakat. Pendapat ini terbatas pada nilai-nilai tertentu yang sudah diyakini atau disepakati.
Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi hak nya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.
PENGERTIAN KEADILAN
Keadilan memberikan kebenaran, ketegasan dan suatu jalan tengah dari berbagai persoalan juga tidak memihak kepada siapapun. Dan bagi yang berbuat adil merupakan orang yang bijaksana.
Contoh Keadilan:
Seorang koruptor yang memakan uang rakyat. Koruptor di tangkap dan dimasukan kepenjara selama 2 tahun tanpa ada goresan luka sedikit pun pada wajahnya. Hal tersebut mencerminkan bahwa hakim dan jaksa di indonesia tidak adil pada rakyat kecil yang dikarenakan mencuri dompet mendapatkan masa kurungan lebih dari sang koruptor, padahal koruptor lah yang mencuri uang rakyat lebih banyak dari pada pencopet itu. Bahkan koruptor bisa mendapatkan fasilitas yang istimewa bahkan seperti apartemen didalam penjara.
KEADILAN SOSIAL
Seperti pancasila yang bermaksud keadilan sosial adalah langkah yang menetukan untuk melaksanakan Indonesia yang adil dan makmur. Setiap manusia berhak untuk mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya sesuai dengan kebijakannya masing-masing.
5 Wujud keadilan sosial yang diperinci dalam perbuatan dan sikap:
Dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Selanjutnya untuk mewujudkan keadilan sosial itu, diperinci perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk, yakni :
1. Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2. Sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta
menghormati hak-hak orang lain.
3. Sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan
4. Sikap suka bekerja keras.
5. Sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
Asas yang menuju dan terciptanya keadilan sosial itu akan dituangkan dalam berbagai langkah dan kegiatan, antara lain melalui delapan jalur pemerataan yaitu :
1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak khususnya pangan, sandang dan
perumahan.
2. Pemerataan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.
3. Pemerataan pembagian pendapatan.
4. Pemerataan kesempatan kerja.
5. Pemerataan kesempatan berusaha.
6. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda
dan kaum wanita.
7. Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air.
8. Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.
BERBAGAI MACAM KEADILAN
a) Keadilan Legal atau Keadilan Moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (Than man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan Sunoto menyebutnya keadilan legal.
b) Keadilan Distributif
Aristoles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama (justice is done when equals are treated equally) Sebagai contoh: Ali bekerja 10 tahun dan budi bekerja 5 tahun. Pada waktu diberikan hadiah harus dibedakan antara Ali dan Budi, yaitu perbedaan sesuai dengan lamanya bekerja. Andaikata Ali menerima Rp.100.000,-maka Budi harus menerima Rp. 50.000,-. Akan tetapi bila besar hadiah Ali dan Budi sama, justru hal tersebut tidak adil.
c) Komutatif
Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidak adilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
Contoh :
Dr.Sukartono dipanggil seorang pasien, Yanti namanya, sebagai seorang dokter ia menjalankan tugasnya dengan baik. Sebaliknya Yanti menanggapi lebih baik lagi. Akibatnya, hubungan mereka berubah dari dokter dan pasien menjadi dua insan lain jenis saling mencintai. Bila dr. sukartono belum berkeluarga mungkin keadaan akan baik saja, ada keadilan komutatif. Akan tetapi karena dr. sukartono sudah berkeluarga, hubungan itu merusak situasi rumah tangga, bahkan akan menghancurkan rumah tangga. Karena Dr.Sukartono melalaikan kewajibannya sebagai suami, sedangkan Yanti merusak rumah tangga Dr.Sukartono.
KEJUJURAN
Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya, apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan-perbuatan yang berarti bahwa apa yang dikatakan harus sama dengan perbuatannya. Karena itu jujur juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata ataupun yang masih terkandung dalam nuraninya yang berupa kehendak, harapan dan niat.
Hakikat kejujuran dalam hal ini adalah hak yang telah tertetapkan, dan terhubung kepada Tuhan. Ia akan sampai kepada-Nya, sehingga balasannya akan didapatkan di dunia dan akhirat. Tuhan telah menjelaskan tentang orang-orang yang berbuat kebajikan, dan memuji mereka atas apa yang telah diperbuat, baik berupa keimanan, sedekah ataupun kesabaran. Bahwa mereka itu adalah orang-orang jujur dan benar. Dan pada hakekatnya jujur atau kejujuran dilandasi oleh kesadaran moral yang tinggi, kesadaran pengakuan akan adanya sama hak dan kewajiban, serta rasa takut terhadap kesalahan atau dosa.
KECURANGAN
Kecurangan atau curang identik dengan ketidak jujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Sudah tentu kecurangan sebagai lawan jujur.
Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya. Atau orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan usaha. Kecurangan menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya dan senang bila masyarakat sekelilingnya hidup menderita.
Sebab-Sebab Seseorang Melakukan Kecurangan
Bermacam-macam sebab orang melakukan kecurangan, ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya ada empat aspek yaitu:
1. Aspek ekonomi
2. Aspek kebudayaan
3. Aspek peradaban
4. Aspek tenik
Apabila ke empat aspek tersebut dilaksanakan secara wajar, maka segalanya akan berjalan sesuai dengan norma-norma moral atau norma hukum, akan tetapi apabila manusia dalam hatinya telah digerogoti jiwa tamak, iri, dengki, maka manusia akan melakukan perbuatan yang melanggar norma tersebut dan jadilah kecurangan. Tentang baik dan buruk Pujowiyatno dalam bukunya "filsafat sana-sini" menjelaskan bahwa perbuatan yang sejenis dengan perbuatan curang, misalnya berbohong, menipu, merampas, memalsu dan lain-lain adalah sifat buruk. Lawan buruk sudah tentu baik. Baik buruk itu berhubungan dengan kelakuan manusia. Pada diri manusia seakan –akan ada perlawanan antara baik dan buruk. Baik merupakan tingkah laku, karena itu diperlukan ukuran untuk menilainya, namun sukarlah untuk mengajukan ukuran penilaian mengenai halyang penting ini. Dalam hidup kita mempunyai semacam kesadaran dan tahulah kita bahwa ada baik dan lawannya pada tingkah laku tertentu juga agak mudah menunjuk mana yang baik, kalau tidak baik tentu buruk.
PEMULIHAN NAMA BAIK
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menajaga dengan hati-hati agar namanya baik. Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang/tetangga disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya. Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh dikatakan bama baik atau tidak baik ini adalah tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan-perbuatan yang dihalalkan agama dan sebagainya. Pada hakekatnya pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan ahlak yang baik. Untuk memulihkan nama baik manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya dibibir, melainkan harus bertingkah laku yang sopan, ramah, berbuat darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan kepaa sesama hidup yang perlu ditolong dengan penuh kasih sayang , tanpa pamrin, takwa terhadap Tuhan dan mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil dan budi luhur selalu dipupuk.
PEMBALASAN
Pembalasan adalah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang.
Dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang menyatakan bahwa Tuhan mengadakan pembalasan. Bagi yang bertakwa kepada Tuhan diberikan pembalasan, dan bagi yang mengingkari perintah Tuhan pun diberikan pembalasan yang seimbang, yaitu siksaan di neraka. Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapatkan pembalasan yang bersahabat. Sebaliknya, pergaulan yang penuh kecurigaan, menimbulkan pembalasan yang tidak bersahabat pula.
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk moral dan makhluk sosial. Dalam bergaul, manusia harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia bermuat amoral, lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan amoral pada hakekatnya adalah perbuatan yang melanggar hak dan kewajiban manusia lain. Oleh karena itu manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya dilanggar, maka manusia berusaha mempertahankan hak dan kewajibannya itu. Mempertahankan hak dan kewajiban itu adalah pembalasan.
SUMBER :
http://ilmubudayadasarardhi.blogspot.com/2012/11/manusia-dan-keadilan.html
http://ti-cenatcenut.blogspot.com/2012/06/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_01.html
http://blog.arickanjass.com/2012/06/manusia-dan-keadilan.html
Pengertian Keadilan, Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing – masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelangggaran terjadap proporsi tersebut disebut tidak adil.
Keadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaannya dikendalikan oleh akal. Socrates memproyeksikan keadilan pada pemerintahan. Menurut Socrates, keadilan akan tercipta bilamana warga Negara sudah merasakan bahwa pemerintah sudah melakukan tugasnya dengan baik. Mengapa diproyeksikan kepada pemerintah ? sebab pemerintah adalah pimpinan pokok yang menentukan dinamika masyarakat. Pendapat ini terbatas pada nilai-nilai tertentu yang sudah diyakini atau disepakati.
Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi hak nya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.
PENGERTIAN KEADILAN
Keadilan memberikan kebenaran, ketegasan dan suatu jalan tengah dari berbagai persoalan juga tidak memihak kepada siapapun. Dan bagi yang berbuat adil merupakan orang yang bijaksana.
Contoh Keadilan:
Seorang koruptor yang memakan uang rakyat. Koruptor di tangkap dan dimasukan kepenjara selama 2 tahun tanpa ada goresan luka sedikit pun pada wajahnya. Hal tersebut mencerminkan bahwa hakim dan jaksa di indonesia tidak adil pada rakyat kecil yang dikarenakan mencuri dompet mendapatkan masa kurungan lebih dari sang koruptor, padahal koruptor lah yang mencuri uang rakyat lebih banyak dari pada pencopet itu. Bahkan koruptor bisa mendapatkan fasilitas yang istimewa bahkan seperti apartemen didalam penjara.
KEADILAN SOSIAL
Seperti pancasila yang bermaksud keadilan sosial adalah langkah yang menetukan untuk melaksanakan Indonesia yang adil dan makmur. Setiap manusia berhak untuk mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya sesuai dengan kebijakannya masing-masing.
5 Wujud keadilan sosial yang diperinci dalam perbuatan dan sikap:
Dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Selanjutnya untuk mewujudkan keadilan sosial itu, diperinci perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk, yakni :
1. Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2. Sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta
menghormati hak-hak orang lain.
3. Sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan
4. Sikap suka bekerja keras.
5. Sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
Asas yang menuju dan terciptanya keadilan sosial itu akan dituangkan dalam berbagai langkah dan kegiatan, antara lain melalui delapan jalur pemerataan yaitu :
1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak khususnya pangan, sandang dan
perumahan.
2. Pemerataan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.
3. Pemerataan pembagian pendapatan.
4. Pemerataan kesempatan kerja.
5. Pemerataan kesempatan berusaha.
6. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda
dan kaum wanita.
7. Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air.
8. Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.
BERBAGAI MACAM KEADILAN
a) Keadilan Legal atau Keadilan Moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (Than man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan Sunoto menyebutnya keadilan legal.
b) Keadilan Distributif
Aristoles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama (justice is done when equals are treated equally) Sebagai contoh: Ali bekerja 10 tahun dan budi bekerja 5 tahun. Pada waktu diberikan hadiah harus dibedakan antara Ali dan Budi, yaitu perbedaan sesuai dengan lamanya bekerja. Andaikata Ali menerima Rp.100.000,-maka Budi harus menerima Rp. 50.000,-. Akan tetapi bila besar hadiah Ali dan Budi sama, justru hal tersebut tidak adil.
c) Komutatif
Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidak adilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
Contoh :
Dr.Sukartono dipanggil seorang pasien, Yanti namanya, sebagai seorang dokter ia menjalankan tugasnya dengan baik. Sebaliknya Yanti menanggapi lebih baik lagi. Akibatnya, hubungan mereka berubah dari dokter dan pasien menjadi dua insan lain jenis saling mencintai. Bila dr. sukartono belum berkeluarga mungkin keadaan akan baik saja, ada keadilan komutatif. Akan tetapi karena dr. sukartono sudah berkeluarga, hubungan itu merusak situasi rumah tangga, bahkan akan menghancurkan rumah tangga. Karena Dr.Sukartono melalaikan kewajibannya sebagai suami, sedangkan Yanti merusak rumah tangga Dr.Sukartono.
KEJUJURAN
Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya, apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan-perbuatan yang berarti bahwa apa yang dikatakan harus sama dengan perbuatannya. Karena itu jujur juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata ataupun yang masih terkandung dalam nuraninya yang berupa kehendak, harapan dan niat.
Hakikat kejujuran dalam hal ini adalah hak yang telah tertetapkan, dan terhubung kepada Tuhan. Ia akan sampai kepada-Nya, sehingga balasannya akan didapatkan di dunia dan akhirat. Tuhan telah menjelaskan tentang orang-orang yang berbuat kebajikan, dan memuji mereka atas apa yang telah diperbuat, baik berupa keimanan, sedekah ataupun kesabaran. Bahwa mereka itu adalah orang-orang jujur dan benar. Dan pada hakekatnya jujur atau kejujuran dilandasi oleh kesadaran moral yang tinggi, kesadaran pengakuan akan adanya sama hak dan kewajiban, serta rasa takut terhadap kesalahan atau dosa.
KECURANGAN
Kecurangan atau curang identik dengan ketidak jujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Sudah tentu kecurangan sebagai lawan jujur.
Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya. Atau orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan usaha. Kecurangan menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya dan senang bila masyarakat sekelilingnya hidup menderita.
Sebab-Sebab Seseorang Melakukan Kecurangan
Bermacam-macam sebab orang melakukan kecurangan, ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya ada empat aspek yaitu:
1. Aspek ekonomi
2. Aspek kebudayaan
3. Aspek peradaban
4. Aspek tenik
Apabila ke empat aspek tersebut dilaksanakan secara wajar, maka segalanya akan berjalan sesuai dengan norma-norma moral atau norma hukum, akan tetapi apabila manusia dalam hatinya telah digerogoti jiwa tamak, iri, dengki, maka manusia akan melakukan perbuatan yang melanggar norma tersebut dan jadilah kecurangan. Tentang baik dan buruk Pujowiyatno dalam bukunya "filsafat sana-sini" menjelaskan bahwa perbuatan yang sejenis dengan perbuatan curang, misalnya berbohong, menipu, merampas, memalsu dan lain-lain adalah sifat buruk. Lawan buruk sudah tentu baik. Baik buruk itu berhubungan dengan kelakuan manusia. Pada diri manusia seakan –akan ada perlawanan antara baik dan buruk. Baik merupakan tingkah laku, karena itu diperlukan ukuran untuk menilainya, namun sukarlah untuk mengajukan ukuran penilaian mengenai halyang penting ini. Dalam hidup kita mempunyai semacam kesadaran dan tahulah kita bahwa ada baik dan lawannya pada tingkah laku tertentu juga agak mudah menunjuk mana yang baik, kalau tidak baik tentu buruk.
PEMULIHAN NAMA BAIK
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menajaga dengan hati-hati agar namanya baik. Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang/tetangga disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya. Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh dikatakan bama baik atau tidak baik ini adalah tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan-perbuatan yang dihalalkan agama dan sebagainya. Pada hakekatnya pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan ahlak yang baik. Untuk memulihkan nama baik manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya dibibir, melainkan harus bertingkah laku yang sopan, ramah, berbuat darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan kepaa sesama hidup yang perlu ditolong dengan penuh kasih sayang , tanpa pamrin, takwa terhadap Tuhan dan mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil dan budi luhur selalu dipupuk.
PEMBALASAN
Pembalasan adalah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang.
Dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang menyatakan bahwa Tuhan mengadakan pembalasan. Bagi yang bertakwa kepada Tuhan diberikan pembalasan, dan bagi yang mengingkari perintah Tuhan pun diberikan pembalasan yang seimbang, yaitu siksaan di neraka. Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapatkan pembalasan yang bersahabat. Sebaliknya, pergaulan yang penuh kecurigaan, menimbulkan pembalasan yang tidak bersahabat pula.
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk moral dan makhluk sosial. Dalam bergaul, manusia harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia bermuat amoral, lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan amoral pada hakekatnya adalah perbuatan yang melanggar hak dan kewajiban manusia lain. Oleh karena itu manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya dilanggar, maka manusia berusaha mempertahankan hak dan kewajibannya itu. Mempertahankan hak dan kewajiban itu adalah pembalasan.
SUMBER :
http://ilmubudayadasarardhi.blogspot.com/2012/11/manusia-dan-keadilan.html
http://ti-cenatcenut.blogspot.com/2012/06/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_01.html
http://blog.arickanjass.com/2012/06/manusia-dan-keadilan.html
Rabu, 10 April 2019
Peng Animasi dan Desain Grafis pert 2
TUGAS SOFTKILL
PENGANTAR ANIMASI DAN DESAIN GRAFIS
“BIJAK TERHADAP SAMPAH”
NAMA : DIO ALDO
NPM : 1B118005
SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2019
Judul : Iklan layanan masyarakat “Bijak
terhadap sampah”
Durasi : 1:50
Creator : Ananda Yulia
Adapun prinsip-prinsip animasi didalamnya,
sebagai berikut :
1. Anticipation
Anticipation
adalah persiapan sebelum aksi, yang diikuti oleh sebuah aksi kemudian penyelesaian
aksi tersebut. Hal ini dapat membangkitkan ketegangan atau kelucuan pada suatu
aksi tertentu. Dalam prinsip animasi ini pada durasi 0.13 ditegaskan bagaimana
bijak terhadap sampah sampai pada tahap berikutnya.
2.
Staging
Staging
dapat mengarahkan perhatian audience pada cerita atau ide yang dibuat.
Pementasan melibatkan tindakan pengaturan yang jelas dan meyakinkan. Memahami
konsep di balik pementasan animasi akan membantu kita membuat semua yang diperlukan
untuk berbicara dengan penonton. Dalam prinsip animasi ini pada durasi 0:22
sampai 0:55, ditegaskan bagaimana membedakan sampah organik dan anorganik serta
manfaat dari hasil sampah organik dan anorganik seperti : Mainan hasil daur
ulang dan Kerajinan tangan hasil daur ulang.
3.
Slow
in and slow out
Pengaturan
jarak/spasi antar gambar dalam inbetween, prinsip ini sangat berkaitan dengan
prinsip timing. Pada saat suatu gerakan akan dimulai, kita bisa menempatkan
gambar lebih banyak pada awal pose, satu atau dua di tengah dan beberapa gambar
di akhir pose. Teknik “slow out” biasanya ditempatkan pada akhir suatu
gerakan/pose dan “slow in” ditempatkan pada awal pose berkutnya. Dalam prinsip
animasi ini pada durasi 1:23 sampai 1:30 terdapat jarak antar gambar satu
dengan satu lainnya yang berjarak 7 detik dimana pada durasi tersebut, terdapat
pemeritahuan bahwa mari kita semua bertindak bijak terhadap sampah serta
menciptakan lingkungan indah & nyaman.
4.
Timing
Gambar
yang jumlahnya banyak akan menghasilkan gerakan lambat dan halus. Gambar
sedikit menghasilkan gerakan lebih cepat dan lebih kasar. Dalam prinsip animasi
pada durasi 0.01 sampai 1:49 terdapat gambar gambar yang disatukan berdasarkan
ukuran gambar masing masing bahwa ada gambar yang sangat banyak memakan banyak
durasi, sebaliknya gambar yang kecil atau singkat memakan sedikit durasi.
5.
Solit
Drawing
Prinsip-prinsip
dasar menggambar bentuk, berat, soliditas volume dalam bentuk ilusi 3 dimensi.
Cara menggambar kartun, menarik dalam arti klasik, dengan menggunakan sketsa
pensil dan gambar untuk produksi animasi. Dalam prinsip animasi ini terdapat
pada durasi 0:21 yang menggambarkan banyaknya gedung, mobil dan pohon awalan
berupa sketsa dari pensil. Dan pada durasi 0:32 yang menggambarkan tumpukan sampah-sampah
yang terbagi menjadi dua organic dan anorganik, serta gambar tulang ikan dan
botol air mineral yang pada awalnya berupa sketsa dari pensil dan gambar untuk
produksi animasi.
SUMBER
:
Selasa, 19 Maret 2019
MANUSIA DAN KEINDAHAN
MANUSIA DAN KEINDAHAN
Manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan ALLAH SWT yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya, karena manusia mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir secara logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan perbuatan yang tidak dilakukan, dan kita pun bisa memilih perbuatan mana yang baik (positif) atau buruk (negatif) buat diri kita sendiri. Selain itu dapat diartikan manusia secara umum adalah manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial. Karena bukan hanya diri sendiri saja tetapi manusia perlu bantuan dari orang lain.
Keindahan
Keindahan, sering diutarakan kepada situasi tertentu, arti kata keindahan yaitu berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan identik dengan kebenaran, sesuatu yang indah itu selalu mengandung kebenaran. Walaupun kelihatanya indah tapi tidak mengandung kebenaran maka hal itu pada prinsipnya tidak indah.
Keindahan bersifat universal, artinya keindahan yang tak terikat oleh selera perorangan, waktu, tempat atau daerah tertentu, bersifat menyeluruh. Segala sesuatu yang mempunyai sifat indah antara lain segala hasil seni, pemandangan alam, manusia dengan segala anggota tubuhnya dan lain sebagainya. Dalam bahasa Latin, keindahan diterjemahkan dari kata “bellum” Akar katanya adalah “benum” yang berarti kebaikan. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata “beautiful”, Prancis “beao” sedangkan Italy dan Spanyol ”beloo”.
Dalam arti luas meliputi keindahan hasil seni, alam, moral dan intelektual. Dan dalam arti estetik keindahan mencakup pengalaman estetik seseorang dalam hubunganya dengan hubunganya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Sedangkan dalam arti terbatas keindahan sangat berkaitan dengan keindahan bentuk dan warna.
Sesungguhnya keindahan itu memang merupakan suatu persoalan filsafati yang jawabannya beraneka ragam. Salah satu jawaban mencari ciri-ciri umum yang ada pada semua benda yang dianggap indah dan kemudian menyamakan ciri-ciri atau kwalita hakiki itu dengan pengertian keindahan. Jadi keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kwalita pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal.
Hakekat dari Keindahan
Keindahan adalah susunan kualitas atau pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal kulitas yang paling disebut adalah kesatuan (unity) keselarasan (harmony) kesetangkupan (symmetry) keseimbangan (balance) dan pertentangan (contrast).
Herbet Read merumuskan bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat diantara pencerapan-pencerapan indrawi manusia. Filsuf abad pertengahan Thomas Amuinos mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.
Menurut luasnya pengertian keindahan dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Keindahan dalam arti luas, menurut Aristoteles keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan
2. Keindahan dalam arti estetik murni, yaitu pengalaman estetik seseorang dalam hubungan dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3. Keindahan dalam arti terbatas, yaitu yang menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan penglihatan yakni berupa keindahan bentuk dan warna
Keindahan identik dengan kebenaran, keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah yang tidak mengandung kebenaran tidak indah.
Ada 2 nilai yang penting dalam Keindahan :
1. Nilai ekstrinsik yakni nilai yang sifatnya sebagai alat atau membantu untuk sesuatu hal. Contohnya tarian yang disebut halus dan kasar.
2. Nilai intrinsik yakni sifat baik yang terkandung di dalam atau apa yang merupakan tujuan dari sifat baik tersebut. Contohnya pesan yang akan disampaikan dalam suatu tarian.
Hubungan Manusia dan Keindahan
Manusia dan keindahan memang tak bisa dipisahkan sehingga kia perlu melestarikan bentuk dari keindahan yang telah dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya dapat menjadi bagian dari suatu kebudayaan yang dapat dibanggakan dan mudah-mudahan terlepas dari unsur politik. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.
Manusia yang menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut.
Keindahan tersebut pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu adalah wajar tidak berlebihan dan tidak kurang. Konsep keindahan itu sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah, sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Orang yang mempunyai konsep keindahan adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin dan kreatif dalam menghubungkan benda satu dengan yang lainya. Dengan kata lain imajinasi merupakan proses menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai objek imajinasi. Demikian pula kata indah diterapkan untuk persatuan orang-orang yang beriman, para nabi, orang yang menghargai kebenaran dalam agama, kata dan perbuatan serta orang –orang yang saleh merupakan persahabatan yang paling indah.
Jadi keindahan mempunyai dimensi interaksi yang sangat luas baik hubungan manusia dengan benda, manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhan, dan bagi orang itu sendiri yang melakukan interaksi.
Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan banyak lagi lainnya. Tujuannya tentu saja dilihat dari segi nilai kehidupan manusia, martabat manusia, kegunaan bagi manusia secara kodrati.
Ada beberapa alasan mengapa manusia menciptakan keindahan, yaitu sebagai berikut:
1) Tata nilai yang telah usang
2) Kemerosotan Zaman
3) Penderitaan Manusia
4) Keagungan Tuhan
Sabtu, 12 Januari 2019
TURKI YANG MERDEKA : BUKAN NEGARA KHILAFAH LAGI
Abstrak
Tujuan dari penulisan
ini adalah ingin mengetahui bagaimana Negara Turki setelah memproklamasikan
negaranya sebagai Negara Republik Turki yang di pelopori oleh Mustafa Kemal
Pasha yang menggantikan sistem pemerintahan kekhilafahan dari segala aspek
menjadi Republik, yang membuat Turki kehilangan sejarahnya. Namun sejarah tidak
akan pernah bisa dihapuskan, karena tetap saja Turki adalah Negara yang pernah
mengemban sistem pemerintahan kekhilafahan.
Kata kunci: Turki, Khilafah,
Nasionalisme, Mustafa Kemah Pasha (Attaturk)
Pendahuluan
Islam oleh sebagian orang hanya dianggap sebagai ritual
agama semata saja, padahal jauh dari itu Islam adalah sebuah peraturan yang
mengikat antara dirinya dan Tuhannya, dirinya dan sesama manusia yang lain
serta dirinya dengan dirinya sendiri. Selain dari pada itu, Islam adalah
peraturan hidup yang dapat menjawab tiga pertanyaan besar yakni dari mana kita
berasal, untuk apa kita hidup, dan akan kemana kita setelah kehidupan ini.
Ketika Islam diterapkan dalam segala aspek akan membawa keberkahan. Itulah yang
terjadi ketika Islam berdiri tegak di dalam sebuah institusi Negara yang
berbentuk dengan khilafah.
Khilafah sendiri adalah kepemimpinan umum yang mampu
memimpin umat menuju keberkahan dan kesejahteraan, namun kekhalifahan itu
sendiri telah berakhir dengan diumumkannya Turki sebagai Negara yang merdeka
dan berbentuk republik yang di pelopori oleh Mustafa Kemal Pasha (Ataturk)
sebagai bapak republik Turki.
Negara Turki adalah negara di dua benua. Dengan luas wilayah
sekitar 814.578 kilometer persegi, 97% (790.200 km persegi) wilayahnya terletak
di benua Asia dan sisanya sekitar 3% (24.378 km persegi) terletak di benua
Eropa. Posisi geografi yang strategis itu menjadikan Turki jembatan antara
Timur dan Barat. Bangsa Turki diperkirakan berasal dari Asia Tengah. Secara
historis, bangsa Turki mewarisi peradaban Romawi di Anatolia, peradaban Islam,
Arab dan Persia sebagai warisan dari Imperium Ustmani dan pengaruh
negara-negara Barat Modern. Hingga saat ini bangunan-bangunan bersejarah masa
Bizantium masih banyak ditemukan di Istanbul dan kota-kota lainnya di Turki.
Yang paling terkenal adalah Aya Sofya, suatu gereja di masa Bizantium yang
berubah fungsinya menjadi masjid pada masa Khalifah Ustmani dan sejak
pemerintahan Mustafa Kemal hingga kini dijadikan museum.
Peradaban Islam dengan pengaruh Arab dan Persia menjadi
warisan yang mendalam bagi masyarakat Turki sebagai peninggalan Dinasti
Ustmani. Islam di masa kekhalifahan diterapkan sebagai agama yang mengatur
hubungan antara manusia sebagai makhluk dengan Allah SWT sebagai Khalik, Sang
Pencipta; dan juga suatu sistem sosial yang melandasi kehidupan bermasyarakat
dan bernegara. Islam yang muncul di Jazirah Arab dan telah berkembang lama di
wilayah Persia, berkembang di wilayah kekuasaan Kekhalifahan Turki dengan
membawa peradaban dua bangsa tersebut. Perkembangan selanjutnya memperlihatkan
pengaruh yang kuat kedua peradaban tersebut ke dalam kebudayaan bangsa Turki.
Kondisi ini menimbulkan kekeliruan pada masyarakat awam yang sering menganggap
bahwa bangsa Turki sama dengan bangsa Arab. Suatu anggapan yang keliru yang
selalu ingin diluruskan oleh bangsa Turki sejak tumbuhnya nasionalisme pada
abad ke-19. Selanjutnya arah modernisasi yang berkiblat ke Barat telah menyerap
unsur-unsur budaya Barat yang dianggap modern. Campuran peradaban Turki, Islam
dan Barat, inilah yang telah mewarnai identitas masyarakat Turki.
Masyarakat Indonesia mengenal Turki sebagai suatu negara
berpenduduk mayoritas Muslim. Kita juga mengenal Turki sebagai bangsa yang
pernah memimpin dunia Islam selama tujuh ratus tahun, dari permulaan abad ke-13
hingga jatuhnya Kekhalifahan Ustmani pada awal abad ke-20. Fenomena kehidupan
masyarakat Turki menjadi menarik ketika negara Turki yang berdiri tahun 1923
menyatakan sebagai sebuah negara sekuler, di mana Islam yang telah berfungsi
sebagai agama dan sistem hidup bermasyarakat dan bernegara selama lebih dari
tujuh abad, dijauhkan peranannya dan digantikan oleh sistem Barat.
Kemunduran dan kehancuran kerajaan Turki Usmani berawal
sejak wafatnya Sultan Sulaiman Al-Qanuni (1566 M). Sementara pengganti-
penggantinya seperti Salim II (1566-1573 M), Sultan Murad III (1574-1595 M),
Sultan Muhammad III (1595-1603 M), Sultan Ahmad I (1603-1617 M), Mustafa I
(1617-1618 M), dan seterusnya ternyata kurang mampu mempertahankan kejayaan
yang pernah dicapai kerajaan Turki Usmani pada masa-masa sebelumnya. Faktor yang menyebabkan kemunduran kerajaan
Turki Usmani adalah sebagai berikut :
1. Karena amat luasnya kekuasaan Turki
Usmani, administrasi pemerintahannya amat rumit dan komplek. Sementara dilain
pihak memang pengaturannya tidak ditunjang dengan sumber daya yang berkualitas,
malahan keinginannya terus memperluas daerahnya dengan peperangan terus menerus
sehingga banyak mengorbankan tenaga dan waktu bukan dipakai untuk membangun
negara.
2. Beragamnya penduduk, baik ditinjau
dari suku, budaya, bahkan perbedaan agama menyebabkan pengaturannya pun beragam
pula.
3. Karena lemahnya para penguasa
sepeninggal Sulaiman Al-Qanuni akibat dari kepemimpinan para sultan yang lemah
sehingga membuat Negara hancur dan melemah.
4. Maraknya budaya 'pungli' dikalangan
para pejabat yang ingin naik jabatan- jabatan penting, sehingga pudarlah moral
para penguasa Turki.
5. Akibat pemberontakan tentara
Jenissari yang semula pendukung kekuatan Turki Usmani, sekarang menjadi terbalik
menyerang Turki Usmani.
6. Merosotnya perekonomian karena
banyaknya peperangan.
7. Akibat terhentinya kegiatan ilmu
pengetahuan.
Penyebab kemunduran Turki sudah dipaparkan diatas, namun
yang perlu kita perhatikan adalah kemunduran ini disebabkan oleh tumbahnya
nasionalisme di Turki. Nasionalisme yang membawa Turki pada fakta bahwa Turki
meninggalkan kekhilafahan dan merubah tatanan negaranya menjadi republik.
Selain dari pada itu kaum muslimin sendiri mulai mempelajari ilmu pengetahuan
yang ada di Barat, dan mulai terjebak di dalamnya karena tidak dapat memisahkan
antara yang haq dan batil. Padahal sebelumnya orang-ornag Baratlah yang belajar
ilmu pengetahuan kepada kaum muslimin. Terlepas dari itu semua hal yang paling
mempengaruhi dari kemunduran Turki adalah nasionalisme Turki, karena semua
Negara Timur Tengah tengah dilanda nasionalisme yang dibwa oleh Barat.
A.
Konspirasi
Menghancurkan Khalifah
Di dalam
negara, ahli dzimmah-khususnya orang Kristen yang mendapat hak istimewa zaman
Suleiman II, akhirnya menuntut persamaan hak dengan muslimin. Malahan hak
istimewa ini dimanfaatkan untuk melindungi provokator dan intel asing dengan
jaminan perjanjian antara khalifah dengan Bizantium (1521), Prancis (1535), dan
Inggris (1580). Dengan hak istimewa ini, jumlah orang Kristen dan Yahudi
meningkat di dalam negeri. Ini dimanfaatkan misionaris yang mulai menjalankan
gerakan sejak abad 16. Malta dipilih sebagai pusat gerakannya. Dari sana mereka
menyusup ke Suriah (1620) dan tinggal di sana sampai 1773. Di tengah mundurnya
intelektualitas dunia Islam, mereka mendirikan pusat kajian sebagai kedok
gerakannya. Pusat kajian ini kebanyakan milik Inggris, Prancis, dan Amerika
Serikat, yang digunakan Barat untuk mengemban kepemimpinan intelektualnya di
Dunia Islam, disertai serangan mereka terhadap pemikiran Islam. Serangan ini
sudah lama dipersiapkan orientalis Barat, yang mendirikan Pusat Kajian
Ketimuran sejak abad 14.
Gerakan
misionaris dan orientalis itu merupakan bagian tak terpisahkan dari
imperialisme Barat di dunia Islam. Untuk menguasainya, meminjam istilah Imam
al-Ghozali. Islam sebagai asas harus hancur, dan khalifah Islam harus runtuh.
Untuk meraih tujuan pertama, serangan misionaris dan orientalis diarahkan untuk
menyerang pemikiran Islam. Sedangkan untuk meraih tujuan kedua, mereka
hembuskan nasionalisme dan memberi stigma pada khalifah sebagai "Orang
Sakit". Agar kekuatan khalifah lumpuh, sehingga agar bisa sekali pukul
jatuh, maka dilakukanlah upaya intensif untuk memisahkan Arab dengan lainnya
dari khalifah. Dari sinilah, lahir gerakan patriotisme dan nasionalisme di
dunia Islam. Malah, gerakan keagamaan tak luput dari serangan, seperti Gerakan
Wahabi di Hijaz.
Sejak
pertengahan abad ke-18 gerakan ini dimanfaatkan Inggris melalui agennya Ibn
Sa'ud untuk menyulut pemberontakan di beberapa wilayah Hijaz dan sekitarnya,
yang sebelumnya gagal dilakukan Inggris lewat gerakan kesukuan. Walau begitu,
akhirnya gerakan ini bisa dibendung di beberapa wilayah oleh khalifah lewat
Muhammad Ali Pasha, Gubernur Mesir yang ternyata agen Prancis didukung Prancis.
Di Eropa, wilayah yang dikuasai khalifah diprovokasi agar memberontak (abad
19-20 M), seperti kasus Serbia, Yunani, Bulgaria, Armenia dan terakhir Krisis
Balkan, sehingga khalifah Turki Utsmani kehilangan banyak wilayahnya, dan yang
tersisa hanya Turki.
Nasionalisme
dan separatisme telah dipropagandakan negara-negara Eropa seperti Inggris,
Prancis, dan Rusia. Itu bertujuan untuk menghancurkan khalifah Islam. Keberhasilannya
memakai sentimen kebangsaan dan separatisme di Serbia, Hongaria, Bulgaria, dan
Yunani mendorongnya memakai cara sama di seluruh wilayah khalifah. Hanya saja,
usaha ini lebih difokuskan di Arab dan Turki. Sementara itu, Kedunbes Inggris
dan Perancis di Istanbul dan daerah-daerah basis khalifah seperti Baghdad,
Damsyik, Beirut, Kairo, dan Jeddah telah menjadi pengendalinya. Untuk
menyukseskan misinya, dibangunlah 2 markas. Pertama, Markas Beirut, yang
bertugas memainkan peranan jangka panjang, yakni mengubah putra-putri umat
Islam menjadi kafir dan mengubah sistem Islam jadi sistem kufur. Kedua, Markas
Istanbul, bertugas memainkan peranan jangka pendek, yaitu memukul telak
khalifah.
Kedubes
negara Eropa pun mulai aktif menjalin hubungan dengan orang Arab. Di Kairo
dibentuk Partai Desentralisasi yang diketuai Rofiqul 'Adzim. Di Beirut, Komite
Reformasi dan Forum Literal dibentuk. Inggris dan Prancis mulai menyusup ke
tengah orang Arab yang memperjuangkan nasionalisme. Pada 8 Juni 1913 M, para
pemuda Arab berkongres di Paris dan mengumumkan nasionalisme Arab. Dokumen yang
ditemukan di Konsulat Prancis di Damsyik telah membongkar rencana pengkhianatan
kepada khalifah yang didukung Inggris dan Prancis.
Di Markas
Istanbul, negara-negara Eropa tak hanya puas merusak putra-putri umat Islam di
sekolah dan universitas lewat propaganda. Mereka ingin memukul khalifah dari
dekat secara telak. Caranya ialah mengubah sistem pemerintahan dan hukum Islam
dengan sistem pemerintahan Barat dan hukum kufur. Kampanye mulai dilakukan
Rasyid Pasha, MenLu zaman Sultan Abdul Mejid II (1839 M). Tahun itu juga,
Naskah Terhormat (Kholkhonah) yang dijiplak dari UU di Eropa diperkenalkan.
Tahun 1855 M, negara-negara Eropa khususnya Inggris memaksa khalifah Utsmani
mengamandemen UUD, sehingga dikeluarkanlah Naskah Hemayun (11 Februari 1855 M).
Midhat Pasha, salah satu anggota Kebatinan Bebas diangkat jadi perdana menteri
(1 September 1876 M). Ia membentuk panitia Ad Hoc menyusun UUD menurut
Konstitusi Belgia. Inilah yang dikenal dengan Konstitusi 1876. Namun,
konstitusi ini ditolak Sultan Abdul Hamid II dan Sublime Port pun enggan
melaksanakannya karena dinilai bertentangan dengan syari'at. Midhat Pasha pun
dipecat dari kedudukan perdana menteri. Turki Muda yang berpusat di Salonika pusat
komunitas Yahudi Dunamah memberontak (1908 M). Khalifah dipaksanya yang
menjalankan keputusan Konferensi Berlin mengumumkan UUD yang diumumkan Turki
Muda di Salonika, lalu dibukukanlah parlemen yang pertama dalam khalifah Turki
Utsmani (17 November 1908 M). Bekerja sama dengan syaikhul Islam, Sultan Abdul
Hamid II dipecat dari jabatannya, dan dibuang ke Salonika. Sejak itu sistem
pemerintahan Islam berakhir.
Tampaknya
Inggris belum puas menghancurkan khalifah Turki Ustmani secara total. Perang
Dunia I (1914 M) dimanfaatkan Inggris menyerang Istanbul dan menduduki
Gallipoli. Dari sinilah kampanye Dardanella yang terkenal itu mulai
dilancarkan. Pendudukan Inggris di kawasan ini juga dimanfaatkan untuk
mendongkrak popularitas Mustafa Kemal Pasha yang sengaja dimunculkan sebagai
pahlawan pada Perang Ana Forta (1915 M). Ia agen Inggris, keturunan Yahudi
Dunamah dari Salonika melakukan agenda Inggris, yakni melakukan revolusi kufur
untuk menghancurkan khalifah Islam. Ia menyelenggarakan Kongres Nasional di Sivas
dan menelurkan Deklarasi Sivas (1919 M), yang mencetuskan Turki merdeka dan
negeri Islam lainnya dari penjajah, sekaligus melepaskannya dari wilayah Turki
Utsmani. Irak, Suriah, Palestina, Mesir, dll mendeklarasikan konsensus
kebangsaan sehingga merdeka. Saat itu sentimen kebangsaan tambah kental dengan
lahirnya Pan-Turkisme dan Pan Arabisme. Masing-masing menuntut kemerdekaan dan
hak menentukan nasib sendiri atas nama bangsanya, bukan atas nama umat Islam.
B.
Turki
Di Bawah Pimpinan Mustafa Kemal Pasha (Attaturk)
Pemikiran
Mustafa Kemal Attaturk pada awalnya setia kepada kerajaan Turki Usmani. Namun.
Pendiriannya kemudian berubah. Ia menganggap kerajaan Turki Usmani tidak dapat
lagi dipertahankan akibat salah urus dan kalah perang. Mustafa kemal Attaturk
mulai mengembangkan paham nasionalisme Turki dan menginginkan diakhirinya
kerajaan Usmani. Tanggal 29 Oktober 1923, Republik Turki diproklamasikan dan
Attaturk menjadi presiden pertama. Jabatan ini dipangkunya hingga akhir
hayatnya.
1. Sejarah Singkat Mustafa Kemal
Attaturk Mustafa Kemal Attaturk lahir di kota Salonika pada tahun 1881. Ia
merupakan pendiri Republik Turki. Sejak kecil Attaturk bercita-cita menjadi
tentara sehingga ia masuk sekolah menengah militer. Karena kepandaiannya dalam
pelajaran matematika, gurunya menjulukinya Kemal, sebuah kata dalam bahasa Arab
yang berarti sempurna. Attaturk
melanjutkan akademi militernya di Istanbul dan sejak itu menjalani karier di
bidang kemiliteran. Karena kemampuannya di bidang militer serta pandangan
politiknya yang menonjol dan disukai banyak orang, ia memperoleh pendukung
dalam jumlah besar, terutama dikalangan militer. Ketika Republik Turki
diproklamasikan setelah kerajaan Usmani dihapuskan, Attaturk diangkat sebagai
presiden pertama.
2. Peranan Attaturk di Bidang Politik
Pada tahun 1918, setelah Perang Dunia I, seluruh wilayah keluasaan Turki Usmani
terlepas, kecuali Istanbul, pusat pemerintahan Turki Usmani. Pada perjanjian
(konferensi) San Remo di Perancis, suatu konferensi yang bertujuan untuk
menentukan nasib Turki Usmani, delegasi dari pemerintahan Turki, Sultan Muhammad IV, tidak melihat
jalan lain kecuali menyetujuinya. Di saat itulah Mustafa Kemal Attaturk
menyatakan dirinya sebagai penyalur hati seluruh bangsa Turki. Sebelum
melanjutkan aliran kemalisme, perlu dikemukakan terlebih dahulu tiga aliran
yang mendahuluinya, yaitu aliran Westerenisasi, gerakan Islam, dan gerakan
Nasionalisme.
1. Aliran Westerenisasi dipimpin oleh
Taufiq Fekrit (1867-1950) dan Abdullah Jewdat (1869-1932). Mereka berpendapat bahwa
untuk mengembalikan kejayaan Turki harus: a. Sepenuhnya mengikuti apa aja yang
menjadikan dunia Barat maju. b. Islam dikembalikan pada asal kemurniaannya,
yaitu Al-Quran dan Sunnah rosul sebagai sumbernya.
2. Gerakan Islam dipimpin Muhamed Akif
(1875-1924 M). mereka berpendirian bahwa Turki jatuh, karena tidak konsekuen
dalam menjalankan hukum Islam dalam segala aspek kehidupan.
3. Gerakan Nasionalisme dipimpin
Ziagokald pada tahun 1875-1924 M. gerakan ini membina gerakan-gerakan militer,
yang termasuk dalam binaanya adalah Mustafa Kemal Attaturk yang muncul tepat
pada waktunya, yaitu ketika Negara dan bangsa Turki dalam keadaan krisis (The
sick old man) dalam Perang Dunia I. Mustafa Kemal Attaturk, saat itu berada di
dunia militer dengan jabatan militer komandan wilayah Turki. Dia sudah lama
mempersiapkan anak buahnya untuk melakukan revolusi di Turki. Karena itu
jabatannya sebagai komandan militer, ia memanfaatkan untuk mewujudkan
gagasannya yang berupa revolusi di Turki. Cita-cita dalam revolusinya adalah
mendirikan negara berbentuk republik Turki Merdeka. Cita-cita itu terwujud pada
tahun 1924 M. Pada tahun 1924, Mustafa Kemal Attaturk mengambil langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Mengusir semua tentara asing yang menduduki
wilayah Turki dan berhasil pada tahun 1924.
2.
Setelah negrinya bersih dari Negara
asing, pada tanggal 3 Maret 1924 dia memproklamasikan Republik Turki
Merdeka.
3. Atas nama Panglima Angkatan Bersenjata, dia
membentuk Majelis Kongres Nasional. Dia memimpin sidang umum Kongres Nasional I
dengan acara memilih Presiden Republik Turki Merdeka dan memilih ketua Majelis
Kongres Nasional . Secara aklamasi dia terpilih dan dia merangkap jabatan
sebagai eksekutif dan legislatif sekaligus.
4.
Dengan dukungan angkatan bersenjata,
dia bertindak sebagai diktator dalam menjalankan pemerintahan dan menyelamatkan
pemerintahan Republik Turki Merdeka. Ia juga menetapkan ideologi Negara
menganut paham sekularisme. Atas dasar ideologi Negara ini, dia mengumumkan
akan mengambil langkah-langkah kebijaksanaan untuk mencapai cita- citanya demi
kepentingan Negara. Siapa yang tidak setuju tanggung akibatnya dan masuk
penjara. Selanjutnya dia mengambil langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menghapus syariah kerajaan dan tidak
ada lagi jabatan kekhalifahan;
b) Mengganti hukum-hukum Islam dengan
hukum-hukum Italia, jerman, dan Swiss;
c) Menutup beberapa Mesjid dan
Madrasah;
d) Mengganti agama Negara dengan
sekularisme;
e) Mengubah azan ke dalam bahasa Turki;
f) Melarang pendidikan agama di sekolah umum;
g) Melarang kerudung bagi kaum wanita
dan pendidikan terpisah;
h) Mengganti naskah-naskah bahasa Arab
dengan bahasa Roma. Pada tahun 1928 M, Negara Turki Merdaeka menjadi 100%
Negara sekuler.
3. Konsep Sekulerisme Attaturk Setelah
menjadi Presidan Turki, Attaturk mengubah Turki menjadi Negara sekuler dan
menutup semua lembaga keagamaan Islam, termasuk sistem pendidikan agama
tradisional. Selain itu, upayanya dalam menyejajarkan budaya Turki dengan
budaya Barat, ia menganjurkan agar rakyat Turki mengenakan pakaian Barat dan
mencantumkan nama keluarga sebagaimana yang berlaku di Barat. Kebenciannya terhadap kekhalifahan Turki
Islam terwujud ketika ia menjadi penguasa Turki. Attaturk melakukan
program-program sebagai berikut:
1. Membangun negeri Turki dengan bentuk
pemerintahan sistem republik dan menghapuskan sistem kekhalifahan;
2. Menghapus hak dan fasilitas sultan
serta mengusir khalifah beserta keluarganya ke luar negeri;
3. Mendatangkan undang-undang
positif buatan Eropa;
4. Menghapus huruf Arab dan menggantinya
dengan huruf latin;
5. Membangun sekolah-sekolah yang
mengajarkan tarian Timur dan tarian Barat.
4. Reaksi Ulama atas Ide Sekulerisme
Tindakkan Mustafa Kemal Attaturk justru menggugah tokoh-tokoh Islam untuk
bersatu menolak ajarannya. Pemimpin-pemimpin dan tokoh-tokoh masyarakat Turki
tidak rela Islam diperlakukan demikian oleh rezim militer di bawah Kemal
Attaturk. Mereka serentak bersatu dan sepakat mengembalikan posisi Islam pada
posisinya semula, tahap demi tahap dan akhirnya sempurna pada tahun 1950.
Bangkitnya Partai Demokrasi Turki pada tahun 1950 mengangkat kembali kelahiran
Islam yang ditandai dengan berdirinya Fakultas Teologi di Universitas Ankara.
Hal ini menjadi lambing kebangkiatan kembali Islam di Turki. Fakultas ini
ditugaskan untuk membasmi kemelaratan keagamaan. Pada tahun 1919-1923 terjadi
revolusi Turki di bawah pimpinan Mustafa Kemal Pasha. Kecemerlangan karier
politik Mustafa Kemal dalam peperangan, yang dikenal sebagai perang kemerdekaan
Turki, mengantarkannya menjadi pemimpin dan juru bicara gerakan nasionalisme
Turki. Gerakan nasionalisme ini, yang pada waktu itu merupakan leburan dari
berbagai kelompok gerakan kemerdekaan di Turki, semula bertujuan untuk
mempertahankan kemerdekaan Turki dari rebutan negara-negara sekutu. Namun pada
perkembangan selanjutnya gerakan ini diarahkan untuk menentang Sultan. Mustafa
Kemal mendirikan Negara Republik Turki di atas puing-puing reruntuhan
kekhalifahan Turki Ustmani dengan prinsip sekularisme, modernisme dan
nasionalisme. Meskipun demikian, Mustafa Kemal bukanlah yang pertama kali
memperkenalkan ide-ide tersebut di Turki. Gagasan sekularisme Mustafa Kemal
banyak mendapat inspirasi dari pemikiran Ziya Gokalp, seorang sosiolog Turki
yang diakui sebagai Bapak Nasionalisme Turki. Pemikiran Ziya Gokalp adalah
sintesa antara tiga unsur yang membentuk karakter bangsa Turki, yaitu
ke-Turki-an, Islam dan Modernisasi.
Dengan
demikian Mustafa dan pengikutnya menggerakkan reformasi-reformasi di Turki
dengan dasar-dasar yang telah diletakkan oleh para pembaru-pembaru di
kekhalifahan Turki. Pada perkembangan selanjutnya ide-ide reformasi Mustafa
Kemal menjadi suatu gerakan politik pemerintah yang dikenal dengan sebutan
Kemalisme.
C.
Kemalisme:
Suatu Revolusi Budaya Dan Negara (1923-1950)
Politik
Kemalis ingin memutuskan hubungan Turki dengan sejarahnya yang lalu supaya Turki
dapat masuk dalam peradaban Barat. Oleh karena itulah penghapusan kekhalifahan
merupakan agenda pertama yang dilaksanakan. Pada tanggal 1 November 1922 Dewan
Agung Nasional pimpinan Mustafa Kemal menghapuskan kekhalifahan. Selanjutnya
pada tanggal 13 Oktober 1923 memindahkan pusat pemerintahan dari Istanbul ke
Ankara. Akhirnya Dewan Nasional Agung pada tanggal 29 Oktober 1923
memproklamasikan terbentuknya negara Republik Turki dan mengangkat Mustafa
Kemal sebagai Presiden Republik Turki.
Setelah
meniadakan kekhalifahan, politik Kemalisme menghapuskan lembaga-lembaga
syariah, meskipun sebenarnya peranan lembaga ini sudah sangat dibatasi oleh
para pembaru Kerajaan Ustmani. Bagi Kemalis, syariat adalah benteng terakhir
yang masih tersisa dari sistem keagamaan tradisional. Lebih lanjut lagi Kemalis
menutup sekolah-sekolah madrasah yang sudah ada sejak tahun 1300-an sebagai
suatu lembaga pendidikan Islam. Reformasi agama adalah salah satu contoh
tindakan ekstrim dari rezim Kemalis setelah penghapusan khalifah. Reformasi ini
bertujuan untuk memisahkan agama dari kehidupan politik negara dan mengakhiri
kekuatan tokoh-tokoh agama dalam masalah politik, sosial dan kebudayaan. Selain
itu Mustafa Kemal juga mengajukan pemikiran tentang nasionalisme agama.
Menurutnya agama merupakan suatu lembaga sosial dan karena itu harus
disesuaikan dengan sosial dan budaya masyarakat Turki.
Suatu
komite dibentuk di Fakultas Teologi di Universitas Istanbul untuk
memodernisasikan Islam. Komite ini menyebarkan keinginan Mustafa kemal untuk
mengganti bentuk dan suasana mesjid seperti bentuk dan suasana gereja di
negara-negara Barat, dengan menekankan pada: pentingnya masjid yang bersih,
dengan bangku-bangku dan ruang tempat menyimpan mantel, mewajibkan jamaah masuk
dengan sepatu yang bersih, menggantikan bahasa Arab dengan bahasa Turki,
menyediakan alat-alat musik ditempat shalat untuk memperindah bentuk shalat,
dan mengubah teks-teks khutbah yang telah ada dengan khutbah yang berisi pemikiran
agama berdasarkan filsafat Barat. Pada tahun 1932 pemerintah mengeluarkan
kebijakan mengganti pengucapan adzan ke dalam bahasa Turki, yang amat ditentang
oleh mayoritas masyarakat Muslim Turki.
Reformasi
agama, yang bentuknya upaya Turkifikasi Islam atau nasionalisasi Islam ini
merupakan bentuk campur tangan pemerintah Kemalis dalam kehidupan beragama di
masyarakat Turki. Sekularisme yang sejatinya memisahkan hubungan agama dengan
pemerintahan, dimana negara menjamin kebebasan beribadah, bagi warga negara,
pada pelaksanaannya dijalankan dengan semangat nasionalisme yang radikal dan
dipaksakan oleh Kemalis. Namun penerapan nasionalisasi agama ini hanya bertahan
hingga akhir pemerintahan Kemalis (Partai Rakyat Republik). Sejak tahun 1950,
adzan kembali diucapkan dalam bahasa Arab. Masjid-masjid di Turki pun hingga
saat ini tetap menunjukkan bentuk-bentuk yang umum sebagaimana masjid di
negara-negara lainnya.
Peradaban
menurut Mustafa Kemal, berarti peradaban barat. Tema utama dari pandangannya
tentang pem-Barat-an adalah bahwa Turki harus menjadi bangsa Barat dalam segala
tingkah laku. Untuk itu Pemerintah Kemalis mengeluarkan kebijakan larangan
menggunakan pakaian-pakaian yang dianggap pakaian agama di tempat-tempat umum
dan menganjurkan masyarakat Turki menggunakan pakaian sebagaimana orang-orang Barat
berpakaian (berjas dan bertopi). Peraturan ini mulai efektif pada November 1925
dan hingga saat ini masyarakat Turki menggunakan pakaian ala Barat. Sampai saat
ini pemakaian jas sudah menjadi ciri umum dari masyarakat Turki. Sedangkan
pemakaian topi menghilang bersamaan dengan menghilangnya kebiasaan memakai topi
itu pada masyarakat Eropa.
Mustafa
Kemal juga mengkritik pemakaian jilbab oleh wanita-wanita Turki, tapi semasa
hidupnya tidak ada undang-undang yang secara tegas melarang pemakaian jilbab
tersebut. Pelarangan jilbab secara konstitusional baru terjadi pada tahun 1998,
sebagai reaksi militer atas munculnya fenomena kesadaran yang tinggi dari
muslimah-muslimah Turki dalam menggunakan jilbab dan juga reaksi atas kemenangan
Partai Islam Refah pada pemilu tahun 1995.
Selain
reformasi agama, reformasi yang paling penting dari rezim Kemalis adalah
reformasi bahasa. Tulisan Arab diganti dengan tulisan Latin, berdasarkan
undang-undang yang diputuskan oleh Dewan Nasional Agung pada 3 Novemeber 1928.
Tujuan reformasi bahasa adalah membebaskan bahasa Turki dari ‘belenggu’ bahasa
asing. Penekanannya adalah pemurnian bahasa Turki dari bahasa Arab dan Persi.
Mustafa Kemal mengadakan kunjungan di banyak tempat untuk mengajar secara
langsung tulisan baru pada rakyat Turki.
Reformasi
bahasa ini memberi sumbangan yang berharga bagi perkembangan linguistik bahasa
Turki saat ini. Penelitian yang mendalam terhadap akar bahasa dan struktur
bahasa Turki membuktikan bahwa bahasa Turki termasuk kelompok bahasa Altay,
yaitu bahasa-bahasa yang dipergunakan bangsa-bangsa yang mendiami wilayah yang
membentang dari Finlandia hingga Manchuria. Dari segi gramatikal, bahasa Turki
termasuk bahasa aglutinatif, yaitu bahasa berimbuhan. Struktur sintaksis
memperlihatkan pola Objek-Predikat, dimana Predikat selalu berada di akhir
kalimat.
Ciri-ciri
struktural bahasa Turki memperlihatkan perbedaannya yang jelas dengan bahasa
Arab. Komite ahli hukum mengambil Undang-Undang sipil Swiss untuk memenuhi
keperluan hukum di Turki menggantikan Undang-Undang Syariah, berdasarkan
keputusan Dewan Nasional agung tanggal 17 Februari 1926. Undang-Undang Sipil
yang mulai diberlakukan pada tanggal 4 Oktober 1926 ini antara lain tentang:
menerapkan monogami, melarang poligami dan memberikan persamaan hak antara pria
dan wanita dalam memutuskan perkawinan dan perceraian. Sebagai konsekuensi dari
persaman hak dan kewajiban ini hukum waris berdasarkan Islam dihapuskan. Selain
itu undang-undang sipil juga memberi kebebasan bagi perkawinan antar agama.
Pada
I Januari 1935, pemerintah mengharuskan pemakaian nama keluarga bagi setiap
orang Turki dan melarang pemakaian gelar-gelar yang biasa dipakai pada masa
Turki Ustmani. Mustafa Kemal menambahkan nama Ataturk, yang berarti Bapak Bangsa
Turki, sebagai nama keluarga. Pada tahun 1935 sistem kalender hijriyah diganti
dengan sistem kalender masehi, hari Minggu dijadikan sebagai hari libur
menggantikan hari libur sebelumnya yaitu hari Jumat.
Tentang
sekularisasi dan modernisasi di Turki pada masa Rezim Kemalis seperti diuraikan
di atas, Bryan S. Turner, seorang guru besar sosiologi di Universitas Flinders
(Australia Selatan), menyimpulkan bahwa sekularisme tersebut merupakan suatu
bentuk pemaksaan dari pemerintah rezim, bukanlah sekularisasi yang tumbuh
sebagai suatu konsekuensi dari proses modernisasi seperti di negara-negara
Eropa. Selain itu sekularisasi di Turki pada saat itu merupakan peniruan secara
sadar pola tingkah laku masyarakat Eropa yang dianggap modern dan lebih maju
(1984: 318). Bagi kemalis, manusia Turki baru tidak saja harus berpikiran
rasional seperti orang-orang Eropa, tetapi juga harus meniru tata cara
berperrilaku dan berpakaian seperti mereka.
D.
Masyarakat
Turki Pasca Kemalisme
Mustafa
Kemal meninggal dunia pada tanggal 10 November 1938, setelah tiga kali menjabat
sebagai presiden Republik Turki, yaitu pada tahun 1927, 1931 dan 1935. Mustafa
Kemal diakui berhasil menciptakan sistem pemerintahan parlementer dan
meletakkan dasar-dasar yang kuat bagi kehidupan demokratisasi di Turki. Partai
Republik Rakyat adalah partai politik yang dibentuk Mustafa Kemal untuk
menjalankan roda Pemerintahan. Meskipun demikian, sejarah Turki menunjukkan
pemerintahan Kemal dengan sistem pemerintahan satu partai tidak memberi ruang
bagi kemunculan partai oposisi. Iklim Demokrasi muncul kemudian sejak Turki
menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1945 dan terus
berkembang menunjukkan kemajuan yang pesat. Daniel Lerner (di dalam Memudarnya
Masyrakat Tradisional, 1983) telah melakukan penelitian yang mendalam di suatu
kota dekat Ankara pada tahun 1950-an, dan menyimpulkan bahwa negara Turki telah
tumbuh menjadi negara yang relatif lebih stabil dan demokratis di banding
dengan negara-negara lain di kawasan Timur Tengah.
Reformasi
budaya, terutama sekularisasi agama dan pemakaian hukum Barat menggantikan
hukum Islam, memperlihatkan proses dinamis dari penerimaan dan penolakan
masyarakat Turki. Sekularisasi agama pada masa Kemalis (1923-1950) melahirkan
generasi Turki yang jauh dari agamanya. Bahasa Turki yang ditulis dalam bahasa
latin telah menjadi bahasa nasional Turki. Sedangkan pemakaian hukum-hukum
Barat juga diadaptasi dengan berbagai tingkatan kesulitan di berbagai lapisan
msyarakat.
Pada
pemilu 1950, kekuasaan tunggal Partai Republik Rakyat berakhir dan digantikan
oleh partai sekuler beraliran liberal, yaitu Partai Demokrat. Partai pimpinan
Adnan Menderes ini mencoba mengoreksi penyimpangan-penyimpangan sekularisasi
yang sudah dijalankan oleh Partai Republik Rakyat sejak berdirinya negara
Turki. Namun Adnan menderes juga tidak ingin Kemalisme digantikan dengan
ideologi lain. Sejak masa pemerintahan Partai Demokrat inilah masyarakat Muslim
yang merupakan mayoritas (98 persen dari 70 juta jiwa) penduduk Turki dapat
melakukan shalat di masjid-masjid umum, berpuasa dan melakukan ibadah naik
haji, yang pada masa Rezim Kemalis sulit dilakukan. Selain itu
madrasah-madrasah kembali di buka, sehingga para orang tua dapat kembali
menyekolahkan anak mereka di sekolah agama, setelah mereka menyadari bahwa
mereka tumbuh sebagai suatu generasi yang kering dari nilai dan ilmu agama.
Madrasah-madrasah ini kembali ditutup pada tahun 1998 setelah dianggap sebagai
lembaga yang mendidik kelompok Islam fundamental yang keberadaannya menguat dan
mengancam ideologi sekuler Turki.
Perkembangan
masyarakat di Turki menemukan karakter sendiri yang unik sebagai suatu bentuk
pertentangan yang rumit antara pemikiran Kemalisme, yang fundamental dan
radikal, pemikiran liberalis yang meskipun menentang Kemalisme tetapi tidak
ingin ideologi ini diganti, dan pemikiran Islam, baik yang konservatif maupun
moderat. Semangat masyarakat Turki modern untuk menjadi suatu bangsa yang
modern dan demokratis, selalu disertai dengan kesadaran yang mendalam tentang
watak dan idealisme ke-Turki-an dan ke Islaman. Penulis melihat bahwa gagasan
sintesa tentang Islam, Turki dan Barat yang pernah dimunculkan oleh Ziya Gokalp
(Bapak naasionalis Turki) mulai terimplementasikan dengan wajar dan alami,
sedangkan Kemalisme dijadikan ideologi negara yang keberadaannya sangat dijaga
oleh kekuatan militer Turki.
Militer
Turki mengambil peran sebagai penjaga ideologi Kemalisme sebagai prinsip
negara. Jatuhnya pemerintahan Partai Islam Refah pada tahun 1998 adalah suatu
bukti masih dominannya pengaruh politik militer di Turki. Namun kebangkitan
Islam, baik itu suatu fenomena kesadaran umat Islam Turki untuk kembali
mempelajari nilai-nilai Islam di tengah kebijakan sekuler pemerintah dan
fenomena dukungan masyarakat Islam terhadap kemenangan partai politik yang
dianggap membawa aspirasi Islam terus memperlihatkan kemajuan ke arah yang
positif. Aspirasi dan dukungan yang besar dari masyarakat Turki kembali
mengantarkan kemenangan partai berbasis Islam, Partai Keadilan dan Pembangunan
dalam pemilu 2002. Meskipun secara tegas pemimpin partai ini menyatakan bahwa
Partai Keadilan dan Pembangunan bukanlah partai Islam dan mereka menyatakan
komitmennya yang sungguh-sungguh menjaga ideologi sekularisme di Turki,
nampaknya Rakyat Turki lebih melihat mereka sebagai sosok-sosok muslim yang
shaleh yang diharapkan dapat membawa Turki ke arah yang lebih maju.
Kesimpulan
Turki yang merupakan
Negara kekhalifahan terakhir, yang memproklamasikan negaranya pada 24 Maret 1924 menjadi Negara Republik Turki
yang pelopori oleh Bapak Turki yaitu Mustafa Kemal Pasha. Mustafa Kemal Pasha
menggantikan pemerintahan yang tadinya berlandaskan Islam, menjadi berfokus
kepada Barat.
Kawasan Timur Tengahpun
dibagi-bagi menjadi Negara-negara yang disekat dengan nasionalisme termasuk di
dalamnya Turki, ini semua merupakan rancangan Barat yang memiliki kepentingan
di kawasa Timur Tengah. Timbulnya nasionalisme di kawasan Timur Tengahpun
membawa Turki kepada kedaan yang buuk, Turki bagaikan orang sakit yang sedang
sekarat, sakitnya disini dalam segala bidang. Yang membuat Turki tidak bisa
berkutik hingga akhirnya Turki memutuskan untuk memerdekakan negaranya.
Kini Islam tidak
diemban oleh Negara-negara yang ada di dunia, tetapi Islam diemban oleh
individu-individu yang ada dunia. Islam juga hanya dijadikan sebagai ibadah
mahdah saja, sehingga tidak dapat membuat Islam dijadikan sebagai peraturan
hidup. Rencana Mustafa Kemal Pashapun berhasil, kini Turki seperti kehilangan
sejarahnya, namun yang perlu dicatat adalah, walaupun manusia itu menciptakan
maker tetapi makar Allah akan lebih canggih lagi dari pada makar manusia. Kini
Turki hudup dengan nasionalismenya, karena kini Turki yang merdeka bukanlah
Negara Khilafah lagi.
Daftar Pustaka
Ali,
Mukti. 1994. Islam dan Sekularisme di Turki. Jakarta: Djambatan.
Al-Mawardi,
Abu Al-Hasan, Tt, Cendikiawan Muslim. [Online]. Tersedia:http://id.wikipedia.org
[01 Mei 2015].
A.Syalabi,
2000. Sejarah dan Kebudayaan Islam III.
Jakarta: Al-Husna Zikra
Ayuhbah,
M.M. 1994. Kitab Hadits Shahih Yang Enam.
Jakarta : Litera Antar Nusa.
Amin,
Husain Ahmad. 2000. Seratus Tokoh dalam
Sejarah Islam. Bandung: Remaja Rosda Karya
Ash-Shiddieqy,
T.M.H. 1971. Sejarah Pertumbuhan dan
Perkembangan Hukum Islam. Jakarta : Bulan Bintang.
Ash-Shiddieqy,
T.M.H. 1993. Ilmu-Ilmu Alquran.
Jakarta : Bulan Bintang.
As-Shobuni,
M.A. 1985. At-Tibyan fi 'Ulumil Quran.
Bairut : 'Alimul Kitab
Budiardjo,
Miriam. 1981. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.
El-Saha.M.Ishom
,2002, 55 Tokoh Muslim Terkemuka.Jakarta:Darrul Ilmi.
Ishom, M.
dan Hadi, Saiful. 2004. Profil Ilmuan
Muslim Perintis Ilmu Pengetahuan Modern. Jakara: Fuzan Intan Kreasi.
Kamiluddin,
U. 2006. Menyorot Ijtihad Persis.
Bandung : Tafakkur.
Lerner,
Daniel. 1978. Memudarnya Masyarakat Tradisional (Terj.). Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Masur,
Hasan. Khoiruddin,Abdul Wahhab.
Addinul Islamy. Gontor Press: Ponorogo.
Mudzakir,
A.S. 2004. Studi Ilmu-Ilmu Qur'an.
Jakarta : Lintera Antar Nusa
Murtiningsih,
W. 2008. Biografi Para Ilmuan Muslim.
Yogyakarta: Insan Madani.
Musthofa,
S. 1987. The science of islam.
[Online]. Tersedia di http://www.ilmuilmuislam.com [01 Mei 2015]
Maryam,
Siti (ed.). 2004. Sejarah Peradaban Islam: dari Masa Klasik hinggga Modern.
Yogyakarta: LESFI.
Osman,
Latif. Ringkasan Sejarah Islam. Widjaya Jakarta. 2000: Jakarta
Syafi’I
Arkom. 2009. Blogs Ilmuan Muslim.
[Online]. Tersedia: http://id.wordpress.com/tag/ilmuwan-muslim/. [ 01 Mei 2015].
Tim
Penyusun Tarikh 'Gontor'. 2004. Tarikh
Islam 1. Ponorogo: Gontor Press.
Triatmojo.
2006. Sejarah Ibnu Sina. [Online].
Tersedia: http://triatmojo.wordpress.com/2006/10/06/ibnu-sina/. 2009.
Turner,
Bryan S. 1984. Sosiologi Islam: Suatu Telaah Analitis atas Tesa Sosiologi
Weber (terj.). Jakarta: Rajawali Pers.
Zurcher,
Erik J. 2003. Sejarah Modern Turki (Terj). Jakarta: Gramedia.
www.alquran-indonesia.com.
Download: Jumat/01 Mei 2015.
www.wikipedia.org. Download: Jumat/01 Mei 2015Rizky Aristia Setiawan, Universitas Negeri Jakarta, 2013
Langganan:
Postingan (Atom)